"Bila ada buku yang ingin kau baca, tapi buku itu belum lagi di tulis, maka engkaulah yang mesti menulis." (Toni Morrison, Penulis Afro-Amerika, 1931-_)

Saturday, June 18, 2011

Once upon a time, I was talking with frog (fiction)

Saturday, June 18 2011. at 06:28 am.
(Mohon untuk kecewa karena tidak semua dialog saya tuliskan di sini.. dan mohon untuk marah karena saya tidak memberikan klimaks pada cerita ini. Mohon untuk tidak bertanya karena cerita di dalamnya kurang jelas. Mohon untuk banting saja laptop Anda jika masih tidak mengerti tentang ucapan saya...)

Pagi hari, tidak seperti biasanya. (Sedang ber-masalah). Saya tengah berada di salah satu saung taman dekat komplek sekre ukm unpad sebelah barat... Angin masih begitu dingin. Sinar matahari mungkin masih bersuhu 15 derajat celcius. Itu berarti 59 derajat fahrenheit kan? Coba deh tanya sama dosen Fisika.. kalau salah mohon dikoreksi. Tapi kayanya bener ko.. coba deh itung..! 15 kali 9 bagi 5 tambah 32. (menurut rumus konversi suhu).. Kalo masih ga percaya, sok nyalain handphone, buka menu, pilih aplikasi terus klik konversi... (alah ribet...hhaha).

Ada sebuah kolam air pancur kecil di tengah taman tersebut. Airnya keruh (tadinya kalo bening mau dipake cuci muka..). Dengan semangat '45 saya berjalan mendekati kolam itu dan duduk di sebelahnya. Memandangi akibat dari percikan (pancuran) air yang membuat genangannya jadi sangat bergelombang. Berfikir sejenak.. Kemudian menyimpulkan. Air di kolam itu tidak tenang karena percikan air itu sendiri dari pancuran. (Jadi, masalah itu berasal dari diri sendiri)... Tapi, bukannya pancuran itu ada gara-gara alat (mesin) pancur? Yang bergerak menyedot air kemudian menghamburkannya lagi dengan bantuan listrik? (Berarti masalah itu berasal dari orang lain). Halah...

Di tengah huru-hara pro kontra yang terjadi dalam logika saya, munculah seekor kodok betina yang sangat cantik sekali. Ia menerbitkan raut wajahnya di sisi kolam. Badannya masih terbenam dalam air.. Ia bertanya kepadaku,

KODOK: "Hey tampan..! Apa yang sedang kau lakukan di sini? Tak cukupkah kalian (para penghuni sekre) membuat gaduh setiap sore dan malam? Pagi ini pun kalian masih ingin mengganggu ketenangan di sini?"

SAYA: "Maksudnya..?", (sedikit kurang paham dengan ucapan kodok itu).

KODOK: "Aku sudah bosan mendengar suara terompet, drum juga suara logam lainnya yang dipukul dan dibunyikan dengan volume super keras.. aku harap pagi adalah milikku, waktu yang tenang untukku beristirahat.. Aku tak bisa tidur jika sekitarku berisik. Mereka menjadi masalah bagiku."

SAYA: "Aaah..! Itu sih bukan salah saya, nyonya.. Saya hanya seorang pelajar malas yang kebetulan menginap di sini tadi malam. Tentang bunyi-bunyi itu.. mungkin itu pekerjaan anak-anak SPDC (Sadaluhung Padjadjaran de'Corp) atau anak seni lainnya.."

KODOK: "Apapun itu. Aku harap kau bukan salah satu dari mereka..."

SAYA: "Tentu."

KODOK: "Jadi, apa yang sedang kau lakukan di sini..?"

SAYA: "Hanya sedikit bertegur sapa dengan fenomena kecil (air mancur) di sekitar sini.."

KODOK: "Kenapa kau bertanya pada benda mati? Apa kau tak mau bertanya sesuatu kepadaku? Atau mungkin kau malu (gengsi) berbicara denganku. Tak sering aku bertemu laki-laki setampan dirimu."

SAYA: (dengan wajah berseri-seri lalu memerah) "Wah..! pujian Anda terlalu membuat saya bahagia. Aku tak bertanya pada mereka, hanya mengamati. (diam beberapa detik).. Biacara denganmu? Apa yang harus saya tanyakan? Hmm..

KODOK: (menunggu....)

SAYA: "Baiklah kalau kau memaksa?.. Jika kau merasa bosan dengan tempat ini, kenapa kau tidak pindah saja ke tempat lain?"

KODOK: "Usia seekor kodok tak akan sepanjang usia manusia.. kami hanya hewan rendahan yang bermetamorfosis dengan cara sederhana. Tidak seperti kupu-kupu. Satu tempat sudah cukup bagiku untuk menghabiskan jatah usia yang mungkin singkat ini..

SAYA: "Ya.. tapi lebih baik jika kau pergi, jalan-jalan mencari pejantan dan membangun sebuah keluarga meskipun kecil dan dalam tempo singkat. Hidupmu mungkin akan lebih indah dan tidak membosankan.."

KODOK: (Merunduk beberapa saat kemudian menatapku) "Terimakasih atas sarannya... baik saya akan mencobanya." (Kodok itu melompat lalu pergi)

SAYA: Nah loh...??^%@**&!# (dasar kodok aneh)

Jadi masalah itu apa?
(Tadinya saya pikir kodok itu bijak dan pembicaraan kami akan sedikit panjang. Niatnya saya mau menanyakan tentang "masalah" kepadanya. Tapi ternyata kodok itu pun sama-sama belo-on dan otaknya bermasalah. Zzzzz)

No comments:

Post a Comment

ご訪問いただきありがとうございます...!!

Thank's ya buat kunjungannya...!!