"Bila ada buku yang ingin kau baca, tapi buku itu belum lagi di tulis, maka engkaulah yang mesti menulis." (Toni Morrison, Penulis Afro-Amerika, 1931-_)

Thursday, August 16, 2012

Relativitas Kesempurnaan

Banyak yang bilang kalo bahagia itu sederhana, mungkin iya. Saya juga kadang bisa ngerasainnya ketika ngalamin hal-hal sepele, misalkan aja pas lagi maen voli, baik pas lagi pemanasan maupun pas lagi 'game-- bisa ngelakuin pukulan (spaike) sampe ngebikin bola "tek-dung" ke area lawan kemudian bolanya mantul keras ke atas, atau bisa ngeblock serangan lawan yang memang sangat keras smesh-annya. Biasanya suka tereak kegirangan di lapangan kalo emang kaya gitu.. Coba aja kalian nonton pertandingan olahraga lain, pasti sama kaya gitu.. pada ngeekspresiin kegembiraannya lewat gaya/exhibition kaya orang gila atau semacamnya. Hmm, atau contoh lainnya..; 
kaya pas kita dengerin sebuah siaran radio, terus kita coba iseng ngirim sms atau request-an ke penyiarnya. Dan kalo sampe penyiarnya baca request-an kita, bacain pesan sama salam yang kita tulis buat seseorang apalagi sampe lagu yang kita minta dimasukin ke playlist radio lalu diputerin.. Itu kita bisa girang, bahkan girang banget.. ketawa-ketawa sendiri pas lagi dengernya. Atau apa aja deh.. banyak. 

Tapi, ga semua orang bisa ngerasain yang kaya gitu. Atau menganggap hal-hal tersebut 'biasa saja'. Hmm,, Mungkin permasalahan seperti ini pun bisa dikategorikan kedalam hukum Relativitas. Jika kita ditanya apa kita bahagia dalam kondisi yang setara (di titik kesuksesan/kegagalan yang sama) setiap orang, pasti jawabannya berbeda-beda.Kenapa? Haha.. pasti kita juga udah pada mahamin masalah kaya gini sebelumnya. 

Sama juga kalo kita mau ngomongin tentang apa itu "kesempurnaan". Sebagian besar orang mengatakan bahwa ga ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah. Dilihat dari sudut pandang mana? Allah memang suatu Dzat yang absolut memiliki kesempurnaan. Memiliki nama-nama yang terbaik dan tak ada tandingannya. Tak ada satu pun yang menyerupainya. Yang hidup tanpa menggunakan ruh, yang wujud (ada) tanpa awal dan tanpa ahir. Itu gimana ceritanya? Selamanya otak kita ga akan sanggup buat mikirinnya.. Allah sempurna karena memang tidak memiliki kecacatan sedikit pun.. *tidak ada kecacatan. 

Saya keingetan pas lagi sekolan SMA, ada seorang guru yang belum pernah ngasih nilai 100 atau 'A' ke muridnya. Paling tinggi dia cuma berani ngasih nilai 90 lah. Ini di pelajaran bahasa Indonesia. Bukan karena muridnya bodoh. Jawaban guru tersebut setelah ditanya kenapa ga pernah ngasih nilai 100, jawabannya adalah "Kesempurnaan hanya untuk Allah..". Pengen ketawa lah dengernya.. Jadi secara langsung, asumsi murid tentang jawaban itu adalah bahwa nilai 100 atau A hanya boleh ditujuin buat Allah.. Ini apaaa? Apa kabar Tauhidmu bu guruuuu..?? Kalo aja nilai 100 itu jadi patokan kesempurnaan, terbatas sekali kesempurnaan Allah itu.. Bukankah masih ada angka yang melebihi 100 bu? Menurut saya, setiap hal di dunia ini boleh dikatakan sempurna jika memang layak. Tapi, menurut kadarnya masing-masing (ato relatif). Misalkan sekuntum bunga, dari sebuah pucuk kemudian berbuah menjadi bakal kembang yang kuncup lalu mekar pada saat tertentu. Itulah kesempurnaan. 

 Matahari terbit dari timur dan terbenam di ufuk barat secara konstan dan kontinyu, itulah kesempurnaan. 

Kupu-kupu, bermetamorfosa, dari telur-ulat-kepompong lalu menjadi kupu-kupu sejati, itulah kesempurnaan. 

 Seorang muslim melakukan sholat, sehingga terpenuhi syarat dan rukunnya, itulah kesempurnaan. Sekelompok pemain orkestra, yang kemudian masing-masing pemainnya bisa memainkan alat musiknya sesuai nada yang telah dikomposisikan oleh komposer secara serentak dan harmonis.. Itulah kesempurnaan.  

Atlit lompat indah di sebuah Olimpiade, melakukan lompatan terbaik diantara atlit lompat indah lainnya sehingga memenangkan medali emas, itulah kesempurnaan. 

 Yang membedakan kita dengan Allah adalah--- bahwa Dia adalah pencipta, kita adalah ciptaanNya... Kesempurnaan yang layak kita dapatkan tetap akan kembali ditujukan untuk Allah. Kita pun pantas sempurna karena disempurnakan oleh Yang Maha Pemilik kesempurnaan.. Pahamkah? 

 Seorang yang keras bekerja mengumpulkan uang untuk membeli suatu barang, sehingga barang itu bisa dibeli/didapatkan, itulah kesempurnaan. 

 Bahagia itu sederhana. 
Yah, bahagia yang didapatkan dari kondisi yang sedernaha adalah kesempurnaan yang kita dapatkan menurut anggapan kita masing-masing (relatif). Atau sesuai dengan harapan juga kebutuhan rohani kita.

 Bandung 16/08/2012
Read More......

ご訪問いただきありがとうございます...!!

Thank's ya buat kunjungannya...!!