"Bila ada buku yang ingin kau baca, tapi buku itu belum lagi di tulis, maka engkaulah yang mesti menulis." (Toni Morrison, Penulis Afro-Amerika, 1931-_)

Sunday, January 23, 2011

Semoga Tak Terabaikan..

Harus benar-benar kutulis, lingkungan sekitar ini rasanya sudah tak etis. Sedikit sekali mata yang menengadah, merenungkan atmosfir bumi yang semakin tipis. Bukan aku so' puitis, ini realitas dan logis...bukan bahan untuk di-applause seperti halnya tarian body language yang manis. Setidaknya mewakili teriakkan alam yang berorchestra bersama kehidupan manusia di panggung drama yang sudah tak harmonis.

Hari-hari semakin kusam. Semua bekerja keras seolah sedang menggali lobang yang sangat dalam, membanting tulang. Mencari dan mengumpulkan lembaran dollar, tak peduli halal dan haram. Semangat yang tak pernah padam....

Disampingku duduk seorang kupu-kupu malam. Katanya biasa saja bila berbagi kehangatan dengan "kunang-kunang". Bertukar sperma bukan tindakan yang tabu dan ditakutkan. Harga diri hanyalah selembar formalitas, membandrol sampul hati yang berkualitas. Tapi itu tidak diperlukan lagi saat kau merasa lapar dan haus, kemudian lemas. "Hidupku untukku, dan hidupmu untukmu", begitu ucapnya lugas.

Sumpah mati aku pun merasa sudah hilang. Kehilangan jati diri, menyesal karena pernah kubiarkan terbenam. Melipat daun telinga ketika pepatah mengetukku, padahal hikmah terkandung dan syarat akan makna kehidupan. Memfoya-foyakan kesehatan lahiriah dan batiniyah, seolah akan hidup selamanya dalam kenikmatan.

Kepala ini sebenarnya telah membidik banyak mimpi dan harap. Ingin ini, ingin itu... mengikuti kemana zaman sedang mengiblat dan menghadap. Orang tua menyekolahkanku dan meguliahkanku dengan biaya yang meluap-luap. Tapi apa yang mereka dapat, hanya sebongkah anak yang cela, tak beretika dan mencemari nama keluarga dengan kalap.

Aku tahu leluhurku melihat tingkah lakuku di alam baka sana. Mungkin menangis dan merana. Menyaksikan keturunanya yang sungguh tak bijaksana. Ironinya setiap kesalahanku kubuat hiperbola. Melupakan pelajaran pekerti dan budaya.

Maaf untuk semua kesombonganku, keangkuhanku, kemunafikan di dalam diri, keegoisan yang tak pernah mau mengalah, keserakahan dalam mengamalkan keadilan dan segala kejahilan yang pernah kuperankan. Semoga Tuhan mengampuniku, dan mendatarkan kembali skenario kehidupanku. Aku ingin berhenti bergaul dalam titik hitam, menyapa kembali mentari dan bersandar di sudut-sudut mutmainnah yang menenangkan. Semoga tak terabaikan....

No comments:

Post a Comment

ご訪問いただきありがとうございます...!!

Thank's ya buat kunjungannya...!!