"Bila ada buku yang ingin kau baca, tapi buku itu belum lagi di tulis, maka engkaulah yang mesti menulis." (Toni Morrison, Penulis Afro-Amerika, 1931-_)

Sunday, January 23, 2011

Big Brother Is Watching You

Prolog:
"..I'll be hearing my own foot steps under Padjadjaran sky..", Kalimat dari lirik lagunya Adhitya Sofyan yang satu ini kayanya cocok banget buat jadi backsound di cerpen iseng yang mau gue tulis kali ini. Yah, ga salah kan kalo gue ganti sebagian lirik aslinya dari Adelaide sky jadi Padjadjaran sky? Ssstt ah..

Ada yang lebih menarik daripada isi dongeng dalam novel-novel jepang klasik yang sempat gue pinjem beberapa hari lalu dari seorang kutu-buku yang selalu berkeliaran di sekitar komplek UKM Unpad Jatinangor sebelah barat, kalo ga salah.. di kavling 10. *Bner ga ya? hhe.. Lebih tepatnya ia adalah salah seorang penghuni Sekre-Judo yang juga kebetulan menjadi kuncen di sananya. Alumnus Fakultas Sastra Inggris Unpad yang kesehariannya masih belum spesifik gue cermati baru-baru ini. Hal yang menarik itu adalah hobinya yang selalu bergaul dengan buku-buku di tengah merosotnya budaya membaca di kalangan pemuda Indonesia. Juga keuletannya yang rajin ngoleksi buku-buku fiksi (yah, karena dia bilang hampir semua buku yang dia baca itu fiksi, meski buku 'autobiografi sekalipun)..

Big Brother Is Watching You..!!
'Si induk tatasurya pagi masih saja belum menampakkan batang hidungnya. Dari kejauhan, kabut manglayang nampak bergeming menggenapkan suasana sunyi seisi kampus. Aku baru saja turun dari sebuah bis damri dan kemudian berjalan menyusuri aspal beku melewati beberapa pedagang yang selalu menjajalkan barang dagangannya di depan gerbang almamaterku. Langkah kakiku begitu jelas terdengar karena suasana di sekitarku belumlah ramai. Uh..! Udara begitu dingin. Nampaknya, sweater ini belum cukup melindungiku dari hujaman semilir angin Jatinangor yang masih terasa ekstrim. Aku terus berjalan menuju sebuah 'mesh UKM voli dekat cekdam (danau kecil) sana. Salah satu pemukiman civitas akademika selain asrama padjadjaran yang dihuni oleh sebagian mahasiswa yang memiliki kebiasaan berorganisasi.

Menurutku, pemandangan danau kecil di sekitar Arboreteum Unpad tidaklah terlalu buruk untuk sekedar disinggahi barang sejenak. Dari sini kita bisa melihat beberapa anak kecil yang sedang asik bermain "flying-fox" di sebrang 'cekdam sana. Juga beberapa kelompok mahasiswa yang menurutku selalu sibuk berdiskusi setiap hari di saung-saung sekitar arboreteum itu. Entah apa yang selalu mereka perbincangkan di sana. Tapi setidaknya, keberadaan mereka sudah cukup untuk mengisi kekosongan hari.

Di tengah dinginnya cuaca pagi, nampaklah seorang pria dengan perawakan "besar" berusaha menghangatkan diri dengan membalutkan sehelai selimut tebal yang ia lilitkan pada sebagian anggota tubuhnya. Kepalanya yang botak sangat cocok menjadi pelengkap kegagahannya sebagai seorang atlit Judo. Sisa semilir angin tadi malam masih saja menghantuinya yang kali ini sedang asik membaca komik sambil terduduk manis di kursi teras, depan sekre-nya. Yah.. orang itulah yang pernah meminjamkanku beberapa novel fiksi Jepang berjudul Kappa, Snow Country dan Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta. Teman ngobrolku yang santun.

Aku belum mengetahui detail tentang kesehariannya, yah terkadang ia juga hobi keluyuran travelling kesana kemari. Mungkin banyak sekali cerita dari hidupnya yang lebih mengesankan daripada hanya terduduk di kursi sembari membaca buku di tengah sejuknya lingkungan cekdam. Pernah kubaca kutipan menarik dalam sebuah postingan pertama di blog mengenai dirinya. Pendeskripsiannya terasa mengusik pikiranku sehingga aku termenung dan berupaya memahami ulasannya. Berikut adalah postingan yang sengaja kucopy-pastekan dari blognya:

"..Nama dari day_out ini diciptakan bukan untuk menyaingi konser musik yang terkenal dari benua australia (big day out). Mungkin bisa jadi lebi dekat pada pelesetan nama saya (dayat). Tapi yang pasti saya menamakan blog ini dengan nama day_out (hari yang berlalu) sebagai sebuah milestone saya akan apa yang telah saya alami. Sebuah pijakan akankepernahberadaan saya dalam kehidupan ini.. Mungkin terkadang dapat terlihat sedikit kontemplatif atau hanya seperti obrolan selintas yang lebih mungkin didengar pada obrolan di kala bosan dan tak ada bahan yang dapat jadi bahan diskusi yang menarik.. Bagaimanapun, saya akan berusaha agar tetap konsisten dan juga persisten dalam pencatatan-pencatatan yang akan saya guratkan..."
*(http://perduto-boy.blogspot.com/2010/02/awal-dari-sebuah-akhir.html)

"Hari yang berlalu.... dan, Awal Dari Sebuah Akhir.."

Berapa kali kuulangi kalimat sederhana itu, berupaya menyimpulkan makna yang terkandung di dalamnya. Abangku yang satu ini telah menjadi perhatian utamaku akhir-akhir ini. Di balik kegarangannya ternyata ia mengkaji sebuah pemikiran yang inisiatif, lemah lembut dan mengarah filsafah. Setiap kehidupan punya nilai yang terlalu berharga untuk disia-siakan. Kemarin, hari ini ataupun esok hanya akan berujung pada sebuah ending yang akan dilanjutkan pada kehidupan selanjutnya. Sama halnya dengan jumlah angka yang tidak terbatas. Kemarin adalah alpa beta, hari ini adalah Z (zero) atau nol (0) dan esok adalah angka-angka yang adlibitum. Hanya seorang bijaklah yang pandai menjaga hari kemarin dalam bentuk catatan harian. Pahamkah?? Karena hari kemarin adalah sekumpulan alpa-beta, maka ia menuliskannya dalam bentuk tulisan.

Orang-orang besar selalu memiliki catatan harian. Mereka mengkaji pengalaman hidupnya dan akhirnya terbentuklah sebuah pelajaran baru. Seperti yang pernah diungkapkan seorang sastrawan Spanyol, Miguel De Cervantes 1547-1616, "Pepatah adalah kalimat pendek yang dibentuk dari pengalaman panjang". Masalalu adalah pijakan. Alasan kenapa kita "ada" di hari ini.

Sekilas bahasan ini memang terasa ngawur. Tapi ada nilai di dalamnya jika benar-benar kita cermati.

*Note yang dispesialkan buat abangku, Hidayat Syah... (Seharian gue nulisnya nih, sorry kalo ada salah kata) hhe..

No comments:

Post a Comment

ご訪問いただきありがとうございます...!!

Thank's ya buat kunjungannya...!!