"Bila ada buku yang ingin kau baca, tapi buku itu belum lagi di tulis, maka engkaulah yang mesti menulis." (Toni Morrison, Penulis Afro-Amerika, 1931-_)

Thursday, November 22, 2012

Atlit Butiran Debu, haha.

"..Ternyata sampo dee-dee tidak terlalu buruk digunakan untuk rambut seorang mahasiswa seperti saya, agak kekanak-kanakan sih ya, tapi serius.. sekarang rambut saya sedikit bertambah lembut karenanya.. haha." 

Hm, Mungkin lagu Frank Sinatra yang berjudul 'Fly to the moon' sangat cocok jika dijadikan soundtrack yang mengiringi aktivitas saya di sore kemarin, 20 November 2012, Selasa, dan tidak ada kuliah. Saat itu, di bawah naungan atap sekre voli unpad yang melindungi kami dari derasnya hujan, ditemani ketiga temanku; si Heru juga pacarnya (Tennisya) serta si Mimi yang sama-sama menunggu hujan reda agar bisa segera pulang, saya tengah memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan diri saya sendiri. Mengamati sekitar, dan setidaknya bisa merasakan sedikit kehangatan dari sebuah hubungan sederhana antara si Heru dan Tennisya kala itu. Yah, tidak ada kegamangan di antara mereka, nampak sepadan dan rukun. 

Di sisi lain, si Mimi terlihat asik memainkan BB lalu bercetus riang bahwa ada seorang laki-laki yang menginvite akun BB-messangernya dan meminta berkenalan, tidak ada salahnya kemudian kami membahasnya seketika. Haah..! Baiklah, tak ada aktivitas yang cukup menyenangkan saat hujan seperti itu. Kuambil gitar yang tersandar di tembok (milik si Dayat - ketua ukm voli) lalu menyalakan laptop si Ono yang kebetulan keduanya tidak terlibat dalam suasana hangat tersebut. Barangnya mungkin bisa mewakili.. 

Saya ajak Mimi untuk ikut bernyanyi, yah dia pasti mau. Dia juga termasuk yang hafal banyak lagu-lagu, suaranya juga bagus. Lalu kami pun bernyanyi bersama. Oh si Ono sudah datang rupanya, bersama si Lukman teman sejawatnya. Membawa sampel penelitian skripsi (pohon buah naga) kemudian sekre menjadi ramai kembali. Si Adit juga datang, dan mengembalikan kunci motor saya yang siangnya dia pinjam untuk pergi ke fakultas. Sampai saya tahu dari si Heru bahwa ponselku bergetar di ujung kakinya. Ada panggilan masuk, nomornya tidak dikenal, tapi kuangkat saja. Oh.. si Ikhsan bencong savoy rupanya menelpon. Dia mendadak menyuruhku datang ke GOR PBV ALKO yang terletak di lantai 5 pasar Kosambi Bandung untuk latihan voli. Saya tidak percaya, tapi dia mengalihkan suara teleponnya langsung ke Mba Ani (pelatih) dan okelah,, saya percaya. 

Dan saya pun bergegas untuk berangkat, si Mimi? Ikut bergegas juga, mau pulang bareng katanya. Rumah si Mimi memang dekat dengan rumah saya, kami kadang pulang bersama, kadang iseng untuk balapan motor dari jatinangor ke cibaduyut. Sebenarnya si Mimi itu sedikit gila, dan menurut saya kurang waras.. haha. Ngebut terus, kaya orang kesurupan. 

Ahirnya kami pun meninggalkan sekre meski hujan masih belum reda, kami pakai jas hujan dan meluncurlah. Sengaja saya biarkan si Mimi ngebut dan tidak saya susul. Arah kami kali ini berbeda. Sesampai di perempatan buahbatu, saya mengambil arah kanan menuju jalan yang biasanya kupakai jika hendak akan berlatih voli pasir di Lodaya, karena itu jalan terdekat satu-satunya yang saya hafal jika ingin menuju ke pasar Kosambi. 

Sepanjang jalan, hujan mengguyur saya yang berlapis jas hujan. Saat mengendarai motor pun saya melamun dan banyak berfikir, ada tentang masa lalu, ada pula tentang masa depan. Selintas saya merasa bahwa hari ini adalah jawaban dari do'a saya dulu. Kalau tidak salah, di awal semester 3 kuliah. Setelah pulang dari kejuaraan bola voli di Universitas Negeri Jakarta (Rector cup). Itu mungkin pertama kalinya saya tahu bahwa permainan bola voli bukan sekedar memukul bola dan bersenang-senang, ada pula seni di dalamnya. Melihat aksi beberapa atlit voli putra asal Surabaya dan Jogja saat di lapangan. Melihat cara mereka melompat lalu melayang sejenak di udara saat men-spaike bola.. menarik sekali jika seandainya gerakan itu bisa saya lakukan. Juga postur tubuh mereka yang ideal untuk menjadi seorang atlit voli. Yaah, sepulang dari sana kemudian saya jadi menyukai lebih olahraga bola voli. Sudi berlelah-lelah jogging tengah hari dan melakukan sit-up push-up setiap hari, haha konyol lah. Oke, skip..! 

Tak lama, ahirnya saya sampai di pasar Kosambi dengan langit masih menurunkan hujan ke daerah Bandung. Saya telpon si Ikhsan untuk mengetahui keberadaannya saat itu. Dan bertemulah.. ada juga si Billy sedang bersama si Ikhsan di dekat parkiran. Lalu kami masuk dan naik ke lantai 5 menuju GOR PBV ALKO setelah si Riki dan Mba Ani tiba di sana pula. Menaiki anak tangga dan menyusuri setiap lantai yang menurut saya kurang layak untuk dijadikan jalur menuju sarana olah raga. Dan tibalah kami di lokasi latihan. 

Waw, dari awal masuk, kami disambut dengan sekumpulan remaja yang sedang berlatih cheers di sana. Cewek-ceweknya memakai pakaian sexi, :3 dan di terbang-terbangkan ke udara oleh sekelompok laki-laki yang menurut saya tidak cocok disebut laki-laki, banci.. hihi. Oh itu memang pemandangan yang menyegarkan.. :D Kemudian di sana, saya melihat banyak atlit voli yang mungkin mengikuti diklat latihan di Alko, posturnya tinggi-tinggi, edan.. termasuk saya melihat atlit Proliga putri 'Yolla Yuliana' yang sebelumnya hanya bisa saya lihat di jejaring sosial atau artikel online 'volimania'. Beuh, tinggi pisan posturnya, padahal usianya dibawah saya. Wiih, merasa sedang menjadi kurcaci euy.. ckckck. Merasa hanya butiran debu.. haha. 

Kami mengganti kostum untuk latihan voli disana, sebelumnya sholat Isya terlebih dahulu. Sampai beberapa teman kami datang juga untuk latihan. Dan berkumpulah semua anggota tim, kemudian pemanasan seperti biasa. Melakukan latihan fisik ringan lalu menuju ke latihan teknik bola. Wiih, net di sana lebih tinggi dari net standar. Pantas saja lompatan dan pukulan spaike anak-anak alko bisa edan-edan... Biasanya pada net standar, saat melakukan lompatan block, tangan saya bisa muncul setengahnya ke atas permukaan net, tapi di sana.. hanya ujung telapak tangan saja yang bisa muncul.. hahaha, okelah, semangat..! Kemudian latihan menspaike bola dan memang kondisi net seperti itu merangsang saya untuk bisa melompat lebih tinggi dari biasanya. hmm, mulai menarik. 

Lalu kami berlatih beberapa variasi penyerangan. Dan pelatih menunjuk saya menjadi seorang quicker, beuh..! Padahal selama ini saya paling suka mengambil bola open/parabol. Dan bagaimana lagi, tak ada yang mau lagi menjadi seorang quicker selain si Riki, sedangkan di lapangan, untuk bisa membentuk formasi penyerangan memang selalu dibutuhkan dua orang quicker. 

Jadi quicker itu cape euy, harus terus lompat dan menjadi senter block jika sedang berada di posisi depan. Ada atau tidak ada bola yang diumpan dari tosser, tetap saja harus melangkah cepat dan melakukan gerakan spaike, bisa untuk menipu lawan atau mematikan langsung dengan pukulan bola quick (cepat). hm, ya ya ya.. belum sepenuh hati sih jadi quicker, hhe. Selalu merasa ada yang kurang setelah bermain.. mungkin masih kurang tenaga dan tim-ing-nya juga belum pas. 

Seusai latihan, kami ganti baju dan mendengarkan pengarahan juga intruksi serta evaluasi dari pelatih. Ternyata banyak sekali kekurangan dari kami.. Dan ahirnya kami diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing... Dan Bandung sudah tidak lagi hujan, sepanjang jalan aku bertanya dalam hati.. "Kapan saya bisa menjadi atlit voli sebenarnya..?", hhhh..lebaay. haha. 

Bandung, 21-11-2012, 23:43 WIB

No comments:

Post a Comment

ご訪問いただきありがとうございます...!!

Thank's ya buat kunjungannya...!!