"Bila ada buku yang ingin kau baca, tapi buku itu belum lagi di tulis, maka engkaulah yang mesti menulis." (Toni Morrison, Penulis Afro-Amerika, 1931-_)

Saturday, November 19, 2011

Sekarang hari-hari saya datar, dingin sedingin suhu di musim hujan.

Itu.. waktu sore-sore di hari yang jum'at, pas kemarin. Tanggal 18 di bulan yang sedang November, duaribusebelas masehi....

Saya lihat dari balik jendela mesh, alam telah berada dalam kondisi kelam. Jam menunjukan pukul lima. Saya harus segera pulang. Maka saya pergi ke kamar mandi dekat mushola untuk mencuci muka. Setelah itu saya kembali ke mesh, mengenakan kemeja, memakai sepatu, mengambil tas, menututp pintu dan beranjaklah dari sana. Angin di luar sudah bertambah dingin. Saya tetap berjalan. Di atas, langit sudah dipenuhi awan abu-abu. Saya masih tetap berjalan. Di sekitar kampus sangat ramai, karena anak-anak marcing-band beserta beberapa ukm lainnya masih sibuk latihan. Saya masih tetap berjalan. Waw, apa itu di bekas lapangan Kopma? Ada yang sedang merancang panggung.. oh rupanya akan ada acara lagi. Sangat riuh. Saya tetap berjalan menuju gerbang lama kampus Unpad, Jatinangor. Saya melangkah dengan cepat karena memang sedang terburu-buru. Ahirnya saya keluar dari kampus. Oh itu dia ada Ewii dan teman-temannya. Sedang berdiri di tepi jalan, seperti laku orang menunggu. Selintas saya lihat juga ada Fitri di sana. Mereka itu adik kelas saya di Fapet. Tapi saya tinggalkan mereka tanpa rasa khawatir karena mereka sudah dewasa. Dan saya ahirnya melanjutkan perjalanan ke pangkalan bis damri yang ada di sebelah barat daya.

Sampailah aku di pang-dam, menyatu dengan manusia lainnya yang sama-sama sedang menunggu bis. Gerimis hujan mulai turun, sebagian orang menyalakan payung. Aku kebasahan, karena tidak membawa payung. Hujan semakin lama semakin deras. Hampir semua orang bergerak menyebrang jalan dan mencari tempat berteduh. Aku ikut.

Saya memilih berteduh dalam warung. Iyah, sampailah saya di warung. Melihat ada banyak makanan di sana. Tapi pandangan saya kembali dialihkan ke arah luar, untuk mengintai bis damri. Oh itu ada Hilman dan pacarnya berlari menghampiriku, ada Ucu juga.. mereka sama-sama berteduh di warung. Sama-sama akan ke barat, tapi bukan untuk mengambil kitab suci. Kami pun mengobrol sembari menunggu bis.

Saya sudah kebasahan, jadi semakin kedinginan. Banyak orang berlari seperti kami berlari tadi. Sambil menundukan dan melindungi kepala dengan tas, ada juga yang memakai buku, memakai kemeja, pokonya banyak. Maksudnya agar tidak kehujanan. Tapi kenyataannya mereka tetap kehujanan..

Di sela-sela orang berlari, saya melihat Ati juga berlari, dengan payung bersama temannya yang lelaki. Saya tau laki-laki itu temannya, bukan pacarnya. Ati itu perempuan, yang dulu sempat aku sukai. Baru kulihat lagi sore ini.. Maha Suci Allah, raja semesta alam yang telah berkehendak menciptakan Ati dengan paras yang cantik, pandai dan berbudi baik. Ati itu Aiya.. dan Aiya itu adalah puppet lady (gadis wayang). Karena hobinya menari dan suka berpenampilan seperti wayang di panggung.. Tapi sayangnya kami tak sepadan.. dia selalu ada apanya, dan saya terlalu apa adanya. Dia berlari ke tempat yang lebih jauh dari tempatku berteduh, ah biarkan saja...

Saya lapar, saya masuk kedalam warung dan membeli 2 bungkus roti. Yang satu aku tawari pada Hilman, semoga ia membagikan juga pada teman-teman yang lain.. Setelah makan roti, perut saya sedikit terganjal rasa laparnya.

Hmm, satu bis sudah datang. Tapi itu bis damri menuju daerah Dago, kami tidak naik.. tapi Ati naik. Biasanya saat dalam kondisi seperti ini, aku pun akan menaiki bis tersebut guna untuk bisa melihat Ati lebih lama. Tapi hari itu aku tidak melakukannya.. bukan bosan, tapi menahan diri dari nafsu. Dia terlalu baik....

Ati sudah pergi, tinggal kami...

Hujan sedikit mereda, kami masih ada dekat warung, menunggu bis damri arah Elang..

Ah, itu dia rupanya bis damri Elang.. Kami pun buru-buru mendekati pintunya, sehingga sesaat setelah penumpang di dalamnya sudah turun, kami pun naik. Hilman duduk dengan pacarnya, aku duduk dengan Ucu.. itu lumrah. Ahirnya aku bisa sedikit santai dan mendengarkan MP3 di perjalanan pulang sampai ke cibaduyut. Dengan tanpa hambatan saya turun dari bis kemudian menaiki angkot kuning kalapa-cibaduyut sampai di depan gang rumah. Membayar ongkos, turun dan berjalan menuju rumah. Sampai di rumah aku lihat mamah sedang menonton Serial TV "Monkey King" di Indosiar. Film yang menceritakan tentang 4 orang dan 1 kuda yang berjalan menuju ke barat untuk mengambil kitab suci. Kami pun tadi berempat. Aku, Hilman, pacar Hilman, dan Ucu... Ceritanya sedikit mirip. Sama sama berjalan ke barat. Tapi itu bukan kebetulan. Itu Allah yang telah mengaturnya.... Dia memang maha bijaksana.. maka dari itu saya wudhu dan menyembahnya, makan kemudian cuci kaki, basuh muka lalu berbaring di tempat tidur untuk istirahat...

Sekarang hari-hari saya datar, dingin sedingin suhu di musim hujan.

Ditulis pada Malam Minggu, 23:46 WIB. 19-11-2001.

No comments:

Post a Comment

ご訪問いただきありがとうございます...!!

Thank's ya buat kunjungannya...!!